Selamat Datang di Webblog MEDIA PEMBELAJARAN PGSD/A 2010

Cerita Dongeng dengan Boneka Jari



 Pada zaman dahulu kala tinggallah seekor itik yang sedang hamil tua. Itik tersebut hidup sebatangkara. Dia menjanda, ditinggal oleh suaminya. Suaminya meninggal ketika dia hamil. Suami itik meninggal karena penyakit yang di deritanya. Sembilan bulan lamanya dia mengandung, menunggu kelahiran anak tercintanya. Sampai pada akhirnya hari bahagia itu pun tiba. Lahirlah bayi itik kembar yang lucu dan cantik. Ibu itik terlihat sangat bahagia dengan kelahiran anak-anaknya tersebut. Ibu itik merawat bayinya dengan rasa penuh cinta dan kasih sayang. Bayi-bayi itik itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Bayi-bayi itik itu bernama Shinta dan Jojo. Kini  Shinta dan Jojo berubah menjadi itik kecil, mereka bukan lagi bayi-bayi itik. Shinta dan Jojo terlihat sangat bahagia sekali meskipun mereka tidak memiliki figure seoranga ayah tapi mereka memiliki seorang ibu yang sangat mencintai mereka. Shinta dan Jojo sangat bangga kepada ibunya, karena ibunya sanggup merawat mereka sampai saat ini.  Ketika usianya sudah cukup umur, ibu itik mengajari kedua anak kembarnya tersebut untuk belajar berenang. Ibu itik mengajak anak-anaknya pergi ke sungai untuk belajar berenang. Shinta dan Jojo bingung untuk apa mereka pergi ke sungai dan mereka pun bertanya pada ibunya, “bu, kenapa kita pergi ke sungai?”, tanya Shinta dengan rasa penuh penasaran. “Iya bu kenapa kita kesini?”, sahut Jojo segera. Ibu itik tersenyum dan berkata,”anak-anakku yang manis, disini ibu akan mengajari kalian berenang, karena sudah waktunya kalian untuk mencari makan sendiri dan hidup mandiri!”. Kemudian Shinta dan Jojo berkata,”owh…………begitu ya bu? Baiklah kita akan belajar dengan sungguh-sungguh bu!”. “Pintar anak-anak ibu!”, kata ibu itik dengan tersenyum manis. Ibu itik mulai mengajak Shinta dan Jojo untuk masuk ke dalam air. Pada awalnya mereka berdua merasa takut untuk masuk kedalam air tapi karena semangat dan motivasi dari ibu tercinta, Shinta dan Jojo dapat menghilangkan rasa takut tersebut. Dan pada akhirnya mereka berdua memberanikan diri untuk masuk ke dalam air. Dengan penuh kesabaran, ibu itik mengajari Shinta dan Jojo bagaimana cara berenang. Shinta dan Jojo memperhatikan betul dan melihat bagaimana cara ibunya berenang. Kemudian ibu itik menyuruh Shinta dan Jojo untuk mulai berenang. “Anak-anakku tadi kan kalian berdua sudah melihat bagaimana cara ibu berenang, nah sekarang giliran kalian berdua untuk mencoba berenang”, kata ibu itik pada Shinta dan Jojo. “Tapi bu…………..!”, jawab Shinta dan Jojo dengan rasa takut dan gugup. “Kami takut bu………..!!!!!!!!!”, sambung mereka berdua. Kemudian Ibu Itik berkata,”sudahlah anak-anakku tidak apa-apa kan ada ibu disini? Ibu akan menjaga kalian berdua jadi kalian tenang saja. Kalau kalian tidak mau mencoba maka sampai kapanpun kalian tidak akan bisa berenang anak-anakku”. Setelah mendengar perkataan ibu itik, keberanian Shinta dan Jojo pun timbul dan secara perlahan mereka belajar untuk berenang. Pada awalnya mereka selalu tenggelam dan tenggelam ketika berenang tapi mereka berdua tidak putus asa dan tetap mencoba untuk berenang. Alhasil, usaha mereka berdua tidak sia-sia. Mereka berdua berhasil dan bisa berenang. Mereka sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada ibu tercinta. “Terima kasih ibu, ibu telah mengajari kami berenang tanpa rasa lelah dan putus asa”, ucap Shinta dan Jojo pada ibunya. Kemudian ibu itik berkata,”iya sama-sama anakku, ibu juga merasa bangga pada kalian karena kalian mau berusaha dan tidak mudah putus asa”. Mereka berenang kesana kemari dengan hati yang bergembira. Ibu itik terlihat sangat senang dan merasa bangga pada Shinta dan Jojo karena mereka mau berusaha dan tidak mudah putus asa. Akhirnya Shinta dan Jojo pun pandai berenang. Dan dengan begitu mereka berdua dapat membantu ibunya untuk mencari makanan. Keluarga itik itu pun hidup bahagia bersama selamanya.
“Untuk mendapatkan sesuatu kalian harus selalu berusaha, tetap mencoba dan tidak boleh berputus asa meskipun seringkali kita mengalami kegagalan. Kita harus menjadikan kegagalan itu sebagai pengalaman dan menganggapnya sebagai keberhasilan yang tertunda. Karena dibalik kegagalan pasti ada keberhasilan dan kesuksesan. Jadi tetaplah berusaha dan sukses selalu”. ^_^

1 Response to "Cerita Dongeng dengan Boneka Jari"

sugianto_vijjayasena mengatakan...

Info yang sangat berguna. serunya mengajar dengan media boneka jari

Posting Komentar