Selamat Datang di Webblog MEDIA PEMBELAJARAN PGSD/A 2010
Tampilkan postingan dengan label Media Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Media Pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Modul " Cerdas Mahir Aktif "
















Jika anda menginginkan file dokument lengkap  dari modul di atas, anda bisa unduh filenya di sini.






Mendeskripsikan Ciri-ciri Paruh Burung Berdasarkan Jenis Makanannya


MEDIA PEMBELAJARAN

Standar Kompetensi :
1.      Memahami macam-macam bentuk paruh burung berdasarkan jenis makanannya.

Kompetensi Dasar :
1.1  Mendeskripisikan ciri-ciri paruh burung berdasarakan jenis makanannya.

Indikator :
1.      Siswa mampu menjelaskan macam-macam paruh burung berdasarkan jenis makanannya.
2.      Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri paruh burung berdasarkan jenis makanannya.

Nama Kelompok :
1.      Dita Wahyu Nur M (100401140031)
2.      Rizky Eka Susanti (100401140035)
3.      Rizal Ali Murfi (100401140036)
PGSD/A


UNIVERSITAS  KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PGSD
April 2011




















A.    BURUNG ELANG
Burung pemakan daging seperti elang memakan tikus, tupai, ayam, dan lain sebagainya. Cirri-ciri paruh burung pemakan daging sperti elang yaitu paruhnya pendek, tajam, kuat, besar, setengah melingkar, tidak bergigi, dan runcing (paruh elang yang sedemikian rupa bisa mencabik-cabik mangsanya). Terdapat juga sebagian elang yang menangkap ikan sebagi makanan utama mereka.

B.    BURUNG PELIKAN


Burung pelikan adalah salah satu jenis burung pemakan ikan. Ciri-ciri paruh burung pelikan yaitu bentuk paruhnya panjang dan berkantong besar pada bagian bawah untuk menyimpan ikan. Selain untuk menyimpan ikan, kantong yang  dimiliki burung pelican ini juga digunakan untuk menggendong anaknya.

                Gambar burung pelikan!!!!!!!!!!!








C.     BURUNG PIPIT
Burung pipit adalah burung pemakan biji-bijian. Ciri-ciri paruh burung pemakan biji-bijian adalah paruhnya pendek, tebal, runcing, dan tajam. Paruhnya berfungsi untuk memecah biji-bijian seperti padi.

                             GAMBAR PARUH BURUNG ELANG

Gambar Paruh Burung Pipit







































Cerita Dongeng dengan Boneka Jari



 Pada zaman dahulu kala tinggallah seekor itik yang sedang hamil tua. Itik tersebut hidup sebatangkara. Dia menjanda, ditinggal oleh suaminya. Suaminya meninggal ketika dia hamil. Suami itik meninggal karena penyakit yang di deritanya. Sembilan bulan lamanya dia mengandung, menunggu kelahiran anak tercintanya. Sampai pada akhirnya hari bahagia itu pun tiba. Lahirlah bayi itik kembar yang lucu dan cantik. Ibu itik terlihat sangat bahagia dengan kelahiran anak-anaknya tersebut. Ibu itik merawat bayinya dengan rasa penuh cinta dan kasih sayang. Bayi-bayi itik itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Bayi-bayi itik itu bernama Shinta dan Jojo. Kini  Shinta dan Jojo berubah menjadi itik kecil, mereka bukan lagi bayi-bayi itik. Shinta dan Jojo terlihat sangat bahagia sekali meskipun mereka tidak memiliki figure seoranga ayah tapi mereka memiliki seorang ibu yang sangat mencintai mereka. Shinta dan Jojo sangat bangga kepada ibunya, karena ibunya sanggup merawat mereka sampai saat ini.  Ketika usianya sudah cukup umur, ibu itik mengajari kedua anak kembarnya tersebut untuk belajar berenang. Ibu itik mengajak anak-anaknya pergi ke sungai untuk belajar berenang. Shinta dan Jojo bingung untuk apa mereka pergi ke sungai dan mereka pun bertanya pada ibunya, “bu, kenapa kita pergi ke sungai?”, tanya Shinta dengan rasa penuh penasaran. “Iya bu kenapa kita kesini?”, sahut Jojo segera. Ibu itik tersenyum dan berkata,”anak-anakku yang manis, disini ibu akan mengajari kalian berenang, karena sudah waktunya kalian untuk mencari makan sendiri dan hidup mandiri!”. Kemudian Shinta dan Jojo berkata,”owh…………begitu ya bu? Baiklah kita akan belajar dengan sungguh-sungguh bu!”. “Pintar anak-anak ibu!”, kata ibu itik dengan tersenyum manis. Ibu itik mulai mengajak Shinta dan Jojo untuk masuk ke dalam air. Pada awalnya mereka berdua merasa takut untuk masuk kedalam air tapi karena semangat dan motivasi dari ibu tercinta, Shinta dan Jojo dapat menghilangkan rasa takut tersebut. Dan pada akhirnya mereka berdua memberanikan diri untuk masuk ke dalam air. Dengan penuh kesabaran, ibu itik mengajari Shinta dan Jojo bagaimana cara berenang. Shinta dan Jojo memperhatikan betul dan melihat bagaimana cara ibunya berenang. Kemudian ibu itik menyuruh Shinta dan Jojo untuk mulai berenang. “Anak-anakku tadi kan kalian berdua sudah melihat bagaimana cara ibu berenang, nah sekarang giliran kalian berdua untuk mencoba berenang”, kata ibu itik pada Shinta dan Jojo. “Tapi bu…………..!”, jawab Shinta dan Jojo dengan rasa takut dan gugup. “Kami takut bu………..!!!!!!!!!”, sambung mereka berdua. Kemudian Ibu Itik berkata,”sudahlah anak-anakku tidak apa-apa kan ada ibu disini? Ibu akan menjaga kalian berdua jadi kalian tenang saja. Kalau kalian tidak mau mencoba maka sampai kapanpun kalian tidak akan bisa berenang anak-anakku”. Setelah mendengar perkataan ibu itik, keberanian Shinta dan Jojo pun timbul dan secara perlahan mereka belajar untuk berenang. Pada awalnya mereka selalu tenggelam dan tenggelam ketika berenang tapi mereka berdua tidak putus asa dan tetap mencoba untuk berenang. Alhasil, usaha mereka berdua tidak sia-sia. Mereka berdua berhasil dan bisa berenang. Mereka sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada ibu tercinta. “Terima kasih ibu, ibu telah mengajari kami berenang tanpa rasa lelah dan putus asa”, ucap Shinta dan Jojo pada ibunya. Kemudian ibu itik berkata,”iya sama-sama anakku, ibu juga merasa bangga pada kalian karena kalian mau berusaha dan tidak mudah putus asa”. Mereka berenang kesana kemari dengan hati yang bergembira. Ibu itik terlihat sangat senang dan merasa bangga pada Shinta dan Jojo karena mereka mau berusaha dan tidak mudah putus asa. Akhirnya Shinta dan Jojo pun pandai berenang. Dan dengan begitu mereka berdua dapat membantu ibunya untuk mencari makanan. Keluarga itik itu pun hidup bahagia bersama selamanya.
“Untuk mendapatkan sesuatu kalian harus selalu berusaha, tetap mencoba dan tidak boleh berputus asa meskipun seringkali kita mengalami kegagalan. Kita harus menjadikan kegagalan itu sebagai pengalaman dan menganggapnya sebagai keberhasilan yang tertunda. Karena dibalik kegagalan pasti ada keberhasilan dan kesuksesan. Jadi tetaplah berusaha dan sukses selalu”. ^_^

Plastisin




Mendongeng dengan Boneka Jari






Seekor Anjing, Ayam Jantan dan Rubah

Seekor anjing dan seekor ayam jantan yang berteman akrab, berharap bahwa satu saat mereka akan dapat berkeliling dunia dan menemukan petualangan baru. Sehingga mereka kemudian memutuskan untuk meninggalkan tanah pertanian dan melakukan perjalanan keliling dunia melalului sebuah jalan yang menuju ke hutan. Kedua sahabat itu berjalan bersama dengan semangat dan tidak bertemu dengan petualangan yang mereka sering bicarakan.
Pada malam hari, ayam jantan, mencari tempat untuk bertengger seperti kebiasaannya, dia melihat sebuah pohon yang berlubang dan dipikirnya pohon tersebut sangat baik untuk dijadikan tempat menginap. Sang anjing dapat menyelinap ke  dalam lubang pohon tersebut dan sang ayam dapat terbang ke atas salah satu dahan pohon tersebut. Keduanya lalu tertidur dengan nyenyak di pohon tersebut.
Disaat fajar mulai menyingsing, ayam jantan tersebut terbangun dan sejenak dia lupa dimana dia berada. Dia mengira dirinya masih di tanah pertanian dimana tugasnya adalah membangunkan seisi rumah pada pagi hari. Sekarang dengan berdiri diatas jari kakinya, dia mengepakkan sayapnya dan berkokok dengan semangat. Tetapi bukannya petani yang terbangun mendengar dia berkokok melainkan dia membangunkan seekor rubah yang tidur tidak jauh dari pohon tersebut. Rubah tersebut dengan cepat melihat ke arah ayam tersebut dan berpikir bahwa dia mendapatkan sarapan pagi yang sangat lezat. Dengan cepat dia mendekati pohon dimana ayam jantan bertengger, dan berkata dengan sopan:
"Selamat datang di hutan kami, tuanku yang agung. Saya tidak dapat berbicara bagaimana senangnya saya bertemu dengan anda di tempat ini. Saya merasa yakin bahwa kita akan menjadi teman baik."
"Saya merasa tersanjung, tuan yang baik." kata ayam jantan tersebut dengan malu-malu. "Jika kamu memang mau, pergilah ke pintu rumahku di bawah pohon ini, pelayanku akan membiarkan kamu masuk."
Rubah yang sedang lapar itu tidak mencurigai apapun, berjalan ke arah lubang dibawah pohon tersebut seperti yang disuruhkan, dan dalam sekejap mata anjing yang tadinya tidur di dalam lubang pohon itu menyergapnya.
Siapa yang akan menipu, akan menerima akibatnya sendiri.




sumber: link

Perempuan Tua dan hantu Jadi-jadian

Dahulu kala ada seorang wanita tua yang sangat-sangat gembira dan selalu penuh dengan sukacita, walaupun hampir tidak memiliki apa-apa, dan dia sudah tua, miskin dan tinggal sendirian. Dia tinggal di sebuah pondok kecil dan menghidupi dirinya dengan membantu tetangganya mengantarkan pesanan, dia hanya mendapatkan sedikit makanan, sedikit sup sebagai upahnya. Dia selalu giat bekerja dan selalu terlihat.
Disuatu sore, di musim panas, ketika dia  berjalan pulang ke rumahnya, dengan penuh senyuman seperti biasanya, dia menemukan sebuah pot hitam yang besar tergeletak di tanah!
"Oh Tuhan!" katanya, "Pot ini akan menjadi tempat yang bagus untuk menyimpan sesuatu apabila saya mempunyai apa-apa yang dapat disimpan disana! Sayangnya saya tidak memiliki apa-apa! Siapa yang telah meletakkan pot ini disini?"
Kemudian dia melihat ke sekeliling berharap bahwa pemiliknya tidak jauh dari sana, tapi dia tidak melihat siapapun disana.
"Mungkin pot ini memiliki lubang," katanya lagi,"dan karena itulah pot ini dibuang. Tapi pot ini akan sangat bagus bila saya meletakkan setangkai bunga dan menaruhnya di jendela rumahku, saya akan membawanya pulang."
Dan ketika dia mengangkat tutupnya dan melihat ke dalam. "Ya ampun!" teriaknya dengan terkagum-kagum. "Penuh dengan emas. Betapa beruntungnya saya!"
Di dalam pot tersebut dilihatnya tumpukan koin emas yang berkilap. Saat itu dia begitu terpana dan tidak bergerak sama sekali, kemudian akhirnya dia berkata
"Saya merasa sangat kaya sekarang, benar-benar kaya raya!"
Setelah dia mengucapkan kata-kata ini beberapa kali, dia mulai berpikir bagaimana dia dapat membawa harta karun itu kerumahnya. Pot berisi emas itu begitu berat untuk dibawa, dan dia tidak menemukan cara yang baik selain mengikat pot itu pada ujung selendangnya dan menariknya sampai ke rumah.
"Sebentar lagi hari akan menjadi gelap," katanya sendiri dan mulai berjalan. "Ah.. sekarang lebih baik! karena tetanggaku tidak akan melihat apa yang saya bawa pulang ke rumah, dan saya bisa sendirian saja sepanjang malam, memikirkan apa yang saya akan lakukan dengan emas ini! mungkin saya akan membeli rumah yang besar dan duduk-duduk di perapiannya sambil menikmati secangkir teh dan tidak bekerja lagi seperti seorang Ratu. Atau mungkin saya akan mengubur emas ini di taman dan meyimpan sedikit emas ini di teko tua ku, atau mungkin .. wah.. wah.. saya merasa tidak mengenal diri saya sekarang."
Sekarang dia merasa lelah karena menarik pot yang berat itu,  berhenti sejenak untuk beristirahat, dan berbalik melihat ke hartanya.
Dan dilihatnya pot itu tidak berisi emas, tapi hanya tumpukan koin perak di dalamnya.
Dia menatap pot itu dan menggosok matanya, dan menatap kembali.
"Saya berpikir bahwa pot tadi berisi emas! Saya mungkin bermimpi. Tapi ini adalah keberuntungan! Perak lebih tidak menyusahkan, gampang di pakai, dan tidak mudah dicuri. Koin emas mungkin membawa kematian untuk saya, dan dengan setumpuk koin perak ini..."
kemudian dia berjalan lagi sambil memikirkan apa yang harus dilakukannya, dan merasa seperti orang kaya, hingga akhirnya dia keletihan lagi dan berhenti beristirahat dan menengok kembali apakah hartanya masih aman; dan saat itu dia tidak melihat perak, melainkan setumpuk besi!
"Saya menyangka pot itu berisi perak! saya pasti bermimpi, Tapi ini adalah keberuntungan! sungguh menyenangkan. Saya dapat menjual dan mendapatkan satu penny untuk satu besi tua ini, dan satu penny lebih gampang di bawa dan di atur dibandingkan emas dan perak. Mengapa! karena saya tidak harus tidur dengan gelisah karena takut di rampok. Tapi satu penny betul-betul dapat berguna dan saya seharusnya menjual besi-besi itu dan menjadi kaya, benar-benar kaya."

kemudian dia berjalan lagi sambil memikirkan apa yang harus dilakukannya dengan uang penny nya nanti, hingga sekali lagi dia berhenti beristirahat dan menengok kembali apakah hartanya masih aman; dan kali ini dia tidak melihat apa-apa selain batu-batu besar dalam pot itu.
"Saya menyangka pot itu berisi bersi! saya pasti bermimpi, Tapi ini adalah keberuntungan! karena saya sudah lama menginginkan batu besar untuk menahan agar pintu pagar saya tetap terbuka. Sungguh hal yang baik memiliki keberuntungan."
Dia menjadi sangat ingin melihat bagaimana batu itu nanti bisa menahan pintu pagarnya agar selalu terbuka, dia akhirnya berjalan terus hingga tiba di pondoknya. Dia membuka pintu pagarnya, berbalik untuk melepaskan selendangnya dari batu besar yang tergeletak di belakangnya. Tetapi apa yang dilihatnya bukanlah batu besar, melainkan serpihan-serpihan batu.
Sekarang dia membungkuk dan melepaskan ujung selendangnya, dan - "Oh!" Tiba-tiba dia terlonjak kaget, sebuah jeritan, dan mahkluk yang sebesar tumpukan jerami, dengan empat kaki yang panjang dan dua telinga yang panjang, memiliki ekor panjang, menendang-nendang ke udara sambil memekik dan tertawa seperti anak yang nakal!
Wanita tua itu memandangnya sampai makhluk itu menghilang dari pandangan, kemudian akhirnya perempuan itu tertawa juga.
"Baiklah!" katanya sambil tertawa, "Saya beruntung! Cukup beruntung. Sungguh senang bisa melihat hantu jadi-jadian dengan mata kepala sendiri, dan bebas darinya juga! Ya Tuhan, saya merasa sangat bahagia!"
Kemudian dia masuk ke pondoknya dan tertawa sepanjang malam membayangkan kejadian tadi dan merasa betapa beruntungnya dia hari ini.





sumber: link

Kura-kura dan Sepasang Itik

Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha. Ada yang mengatakan bahwa dewa Jupiter telah menghukum kura-kura karena kura-kura tersebut sangat malas dan lebih senang tinggal di rumah dan tidak pergi ke pesta pernikahan dewa Jupiter, walaupun dewa Jupiter telah mengundangnya secara khusus.
Setelah bertahun-tahun, si kura-kura mulai berharap agar suatu saat dia bisa menghadiri pesta pernikahan. Ketika dia melihat burung-burung yang beterbangan dengan gembira di atas langit dan bagaimana kelinci dan tupai dan segala macam binatang dengan gesit berlari, dia merasa sangat ingin menjadi gesit seperti binatang lain. Si kura-kura merasa sangat sedih dan tidak puas. Dia ingin melihat dunia juga, tetapi dia memiliki rumah pada punggungnya dan kakinya terlalu kecil sehingga harus terseret-seret ketika berjalan.
Suatu hari dia bertemu dengan sepasang itik dan menceritakan semua masalahnya.
"Kami dapat menolongmu untuk melihat dunia," kata itik tersebut. "Berpeganglah pada kayu ini dengan gigimu dan kami akan membawamu jauh ke atas langit dimana kamu bisa melihat seluruh daratan di bawahmu. Tetapi kamu harus diam dan tidak berbicara atau kamu akan sangat menyesal."
Kura-kura tersebut sangat senang hatinya. Dia cepat-cepat memegang kayu tersebut erat-erat dengan giginya, sepasang itik tadi masing-masing menahan kedua ujung kayu itu dengan mulutnya, dan terbang naik ke atas awan.
Saat itu seekor burung gagak terbang melintasinya. Dia sangat kagum dengan apa yang dilihatnya dan berkata:
"Kamu pastilah Raja dari kura-kura!"
"Pasti saja......" kura-kura mulai berkata.
Tetapi begitu dia membuka mulutnya untuk mengucapkan kata-kata tersebut, dia kehilangan pegangan pada kayu tersebut dan jatuh turun ke bawah, dimana dia akhirnya terbanting ke atas batu-batuan yang ada di tanah.
Rasa ingin tahu yang bodoh dan kesombongan sering menyebabkan kesialan.


Sumber: link

Kepiting Muda dan Ibunya

"Mengapa kamu berjalan ke arah samping seperti itu?" tanya ibu kepiting kepada anaknya. "Kamu harus berjalan lurus ke depan dengan jari-jari kaki yang menghadap keluar."
"Perlihatkanlah saya cara berjalan yang baik bu," kata kepiting kecil itu kepada ibunya, "Saya sangat ingin belajar."
Mendengar kata anaknya, ibu kepiting tersebut mencoba untuk berjalan lurus ke depan. Tetapi dia hanya bisa juga berjalan ke arah samping, seperti cara anaknya berjalan. Dan ketika ibu kepiting tersebut mencoba untuk memutar jari-jari kakinya ke arah luar, dia malah tersandung dan terjatuh ke tanah dengan hidung terlebih dahulu.
Jangan menjelaskan bagaimana orang harus bertindak kecuali kamu dapat memberikan contoh yang baik.





Sumber: Link

Keluarga Itik Yang Bahagia

Pada zaman dahulu kala tinggallah seekor itik yang sedang hamil tua. Itik tersebut hidup sebatangkara. Dia menjanda, ditinggal oleh suaminya. Suaminya meninggal ketika dia hamil. Suami itik meninggal karena penyakit yang di deritanya. Sembilan bulan lamanya dia mengandung, menunggu kelahiran anak tercintanya. Sampai pada akhirnya hari bahagia itu pun tiba. Lahirlah bayi itik kembar yang lucu dan cantik. Ibu itik terlihat sangat bahagia dengan kelahiran anak-anaknya tersebut. Ibu itik merawat bayinya dengan rasa penuh cinta dan kasih sayang. Bayi-bayi itik itu terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Bayi-bayi itik itu bernama Shinta dan Jojo. Kini Shinta dan Jojo berubah menjadi itik kecil, mereka bukan lagi bayi-bayi itik. Shinta dan Jojo terlihat sangat bahagia sekali meskipun mereka tidak memiliki figure seoranga ayah tapi mereka memiliki seorang ibu yang sangat mencintai mereka. Shinta dan Jojo sangat bangga kepada ibunya, karena ibunya sanggup merawat mereka sampai saat ini. Ketika usianya sudah cukup umur, ibu itik mengajari kedua anak kembarnya tersebut untuk belajar berenang. Ibu itik mengajak anak-anaknya pergi ke sungai untuk belajar berenang. Shinta dan Jojo bingung untuk apa mereka pergi ke sungai dan mereka pun bertanya pada ibunya, “bu, kenapa kita pergi ke sungai?”, tanya Shinta dengan rasa penuh penasaran. “Iya bu kenapa kita kesini?”, sahut Jojo segera. Ibu itik tersenyum dan berkata,”anak-anakku yang manis, disini ibu akan mengajari kalian berenang, karena sudah waktunya kalian untuk mencari makan sendiri dan hidup mandiri!”. Kemudian Shinta dan Jojo berkata,”owh…………begitu ya bu? Baiklah kita akan belajar dengan sungguh-sungguh bu!”. “Pintar anak-anak ibu!”, kata ibu itik dengan tersenyum manis. Ibu itik mulai mengajak Shinta dan Jojo untuk masuk ke dalam air. Pada awalnya mereka berdua merasa takut untuk masuk kedalam air tapi karena semangat dan motivasi dari ibu tercinta, Shinta dan Jojo dapat menghilangkan rasa takut tersebut. Dan pada akhirnya mereka berdua memberanikan diri untuk masuk ke dalam air. Dengan penuh kesabaran, ibu itik mengajari Shinta dan Jojo bagaimana cara berenang. Shinta dan Jojo memperhatikan betul dan melihat bagaimana cara ibunya berenang. Kemudian ibu itik menyuruh Shinta dan Jojo untuk mulai berenang. “Anak-anakku tadi kan kalian berdua sudah melihat bagaimana cara ibu berenang, nah sekarang giliran kalian berdua untuk mencoba berenang”, kata ibu itik pada Shinta dan Jojo. “Tapi bu…………..!”, jawab Shinta dan Jojo dengan rasa takut dan gugup. “Kami takut bu………..!!!!!!!!!”, sambung mereka berdua. Kemudian Ibu Itik berkata,”sudahlah anak-anakku tidak apa-apa kan ada ibu disini? Ibu akan menjaga kalian berdua jadi kalian tenang saja. Kalau kalian tidak mau mencoba maka sampai kapanpun kalian tidak akan bisa berenang anak-anakku”. Setelah mendengar perkataan ibu itik, keberanian Shinta dan Jojo pun timbul dan secara perlahan mereka belajar untuk berenang. Pada awalnya mereka selalu tenggelam dan tenggelam ketika berenang tapi mereka berdua tidak putus asa dan tetap mencoba untuk berenang. Alhasil, usaha mereka berdua tidak sia-sia. Mereka berdua berhasil dan bisa berenang. Mereka sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada ibu tercinta. “Terima kasih ibu, ibu telah mengajari kami berenang tanpa rasa lelah dan putus asa”, ucap Shinta dan Jojo pada ibunya. Kemudian ibu itik berkata,”iya sama-sama anakku, ibu juga merasa bangga pada kalian karena kalian mau berusaha dan tidak mudah putus asa”. Mereka berenang kesana kemari dengan hati yang bergembira. Ibu itik terlihat sangat senang dan merasa bangga pada Shinta dan Jojo karena mereka mau berusaha dan tidak mudah putus asa. Akhirnya Shinta dan Jojo pun pandai berenang. Dan dengan begitu mereka berdua dapat membantu ibunya untuk mencari makanan. Keluarga itik itu pun hidup bahagia bersama selamanya.
Untuk mendapatkan sesuatu kalian harus selalu berusaha, tetap mencoba dan tidak boleh berputus asa meskipun seringkali kita mengalami kegagalan. Kita harus menjadikan kegagalan itu sebagai pengalaman dan menganggapnya sebagai keberhasilan yang tertunda. Karena dibalik kegagalan pasti ada keberhasilan dan kesuksesan. Jadi tetaplah berusaha dan sukses selalu”. ^_^

Itik Yang Buruk Rupa

Itik dilahirkan sempurna. Setelah sembilan bulan lebih beberapa hari dikandung di rahim sang ibu. Itik jadi pujaan keluarga besarnya karena ia cucu pertama. Itik dilimpahi kasih dan hidup dalam baluran tawa bahagia. Tapi beberapa tahun kemudian cucu selanjutnya lahirlah, dan itik tidak lagi jadi terlalu istimewa. Itik belum mengerti pada saat itu.Itik kecil senang berlari riang gembira kesana kemari. Tidak kenal perih. Tidak kenal sakit hati. Itik kecil selalu merasa berlebih. Berdiri dengan bangga. Mengambil perhatian teman teman seusianya, diinginkan kehadirannya dalam tiap ekspedisi mereka mulai dari mencari serangga hingga menciptakan rumah boneka. Dia tidak memikirkan yang lain lainnya, hanya merasa bahagia. Ayah ibunya mencintainya. Adiknya yang masih bayi jadi kebanggannya. Dia bahagia.Tapi bahkan kanak kanak tidak selamanya hatinya murni dan tidak bernoda. Memasuki masa remajanya itik melihat teman teman lelakinya satu persatu jadi berbeda, dan teman teman perempuannya mulai bermetamorfosa. Mereka jadi seperti angsa! Putih, cantik, anggun, mempesona. Angsa-angsa yang membuat lawan jenisnya memilih mereka. Angsa-angsa yang bisa terbang kesana kemari dengan bangga.Itik masih juga itik. Itik yang buruk rupa. Teman teman lelakinya tidak pernah ada yang meliriknya. Saat para gadis gadis angsa lainnya terkikik kikik membicarakan soal cinta pertamanya, itik diam dan mulai terasing. Ayah ibunya pun mulai berbeda. Mereka mulai tidak saling bicara, dan tidak menegurnya. Mereka sibuk berpisah sendiri sendiri. Itik tidak tahu dia ada dimana. Apakah ada di tengah. Apakah bahkan tidak ada dalam lingkaran lingkaran yang pesat berputar di sekelilingnya. Memasuki masa remaja akhir itik buruk rupa semakin merasa ada yang salah. Di tengah orang orang yang katanya sahabatnya itik merasa sangat berbeda. Mereka dan dia tidak sama! Mereka tidak akan pernah mengerti dirinya. Mereka yang angsa dan selalu dipilih para lelaki. Mereka yang tidak pernah sendiri. Mereka yang lahir dari dua angsa jantan dan betina yang tidak akan pernah terpisahkan dan berlawanan. Itik buruk rupa jadi murka. Kehidupan tidak pernah berpihak padanya. Itik memulai memusuhi sahabatnya dalam diamnya. Itik mulai sering memperlihatkan temperamen buruknya dan mengamuk ngamuk bagaikan itik buruk rupa yang menggeliat berkecipak. Hal yang tidak akan pernah dilakukan para angsa. Itik benci melihat kaca. Itik benci melihat pantulan dirinya yang selalu saja buruk rupa. Itik memang berbeda. Dia tau itu dan tidak bisa merubahnya. Itik merasa tidak diterima. Satu hari kehidupan mulai memberi celah buat itik. Ada seseorang yang katanya datang buatnya. Itik bahagia. Sesaat itik merasa bahwa mungkin sekarang dia sudah jadi angsa, karena akhirnya orang itu memilihnya. Tapi ternyata orang itu pergi lagi. Dan bukan hanya sekali. Berkali kali. Itik muak. Itik buruk rupa ingin berhenti dan menyepi dalam keitikan dan keburukrupaan. Itik mencela sahabatnya yang pernah berkata dulu kala padanya bahwa suatu hari akan tiba waktunya ada seseorang yang tidak akan melihatnya sebagai itik yang merasa buruk rupa, tapi sebagai diri manusia apa adanya. Itik kecewa. Yang dinantinya takkan tiba.Itik buruk rupa coba lanjutkan kehidupannya. Sebagai itik. Itik yang ada di luar lingkaran. Itik buruk rupa yang tidak akan pernah jadi angsa. Itik buruk rupa yang berbeda. Itik yang tidak mau peduli pada dunia. Itik yang memilih jalannya sendiri.Tapi hari itu itik bertemu. Dengan dia, yang bukan itik, bukan angsa, tetap manusia biasa, tapi dia juga berbeda. Sama sama tidak merasa bagian dari lingkaran mana juga. Sama sama tidak akan pernah jadi mereka. Sama-sama seperti si itik buruk rupa. Itik merasa memahami, dan anehnya buat pertama kalinya, dipahami. Tapi dia tidak menolak dunia, dia jadi bagiannya, dalam bedanya. Dia tidak merasa murka, dia cuma tetap menjadi dirinya. Dia yang beda.Untuk pertama kalinya itik sadar. Selamanya itik tidak akan pernah jadi angsa. Selamanya dia akan jadi itik. Mungkin selamanya itik tidak akan pernah bisa jadi sesuai apa yang sebenarnya diharapkan mereka darinya. Dia cuma itik. Tapi dia tidak sedemikiannya buruk rupa. Dia cuma berbeda. Dan tidak ada yang dosa dengan jadi berbeda. Tidak ada salahnya. Dia hanya perlu lebih mencintai dirinya yang berbeda, dan kemudian dia akan jadi sama dengan angsa angsa yang dikaguminya, berharga.Itik dan dia yang juga berbeda berjalan bersama dalam beda. Dua yang sama sekali bukan angsa dan tidak akan pernah jadi angsa. Itik tidak terlalu peduli arahnya kemana. Tapi itik tahu bahwa jalannya sudah benar. Itik sudah bisa menerima dirinya.Itik yang sama sekali tidak buruk rupa itu bahagia.

Pertimbangan Media Pembelajaran

F. Pertimbangan dalam Memilih Media Pembelajaran
Sejak tahun 1930 berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kebermanfaatan penggunaan media untuk keperluan pembelajaran. Penelitian ini diawali dengan evaluasi media untuk melihat apakah suatu media dapat dipergunakan untuk pembelajaran.
Penelitian ini berasumsi bahwa media sebagai stimulus dapat mengubah perilaku. Akan tetapi hasil penelitian itu dianggap kurang dapat diandalkan Pendayagunaan Media Pembelajaran karena hasilnya menunjukkan bahwa semua media dapat dipergunakan untuk pembelajaran.
Oleh karena itu penelitian-penelitian berikutnya beralih ke penelitianperbandingan media untuk pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu media lebih baik daripada media lain. Misalnya, pakah gambar diam lebih baik daripada gambar hidup (film) atau apakah media audio lebih baik dari pada media visual. Hasil penelitian-penelitian itu ernyata tidak konsisten dan sulit dapat dipercaya. Kemudian penelitian beralih lagi ke media itu sendiri untuk mengetahui keunggulan suatu media dalam menyampaikan bahan pembelajaran. Hasil penelitian terakhir ini juga tampaknya kurang memuaskan.
Dari berbagai jenis penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas, diketahui bahwa pada hakikatnya bukan media itu sendiri yang menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut. Tidak berarti bahwa semakin canggih media yang digunakan akan semakin tinggi hasil belajar atau sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan papan tulis lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat pula. Sungguhpun demikian, secara operasional ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, antara lain :
    1. Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid lebih penting untuk memperoleh akses.
2. Cost
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin Jurnal Pendidikan
Pendayagunaan Media Pembelajaran banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
  1. Technology
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya? Interactivity Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
  1. Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat sumber belajar?
  1. Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid.
Dari beberapa pertimbangan di atas, yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan dan mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide dan kreativitas yang dimilikinya.

Perkembangan Media Pembelajaran

E. Perkembangan Media Pembelajaran
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dashjhgar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat meberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang – dengar. Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar. Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk membentuk pembelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama ”Kerucut Penglaman” (Cone of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa. Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran, belum mendapat perhatian khusus.
Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk media pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran) dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram). Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian intregal dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar.

Jenis Media Pembelajaran

D. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang. Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
  1. Media audio
  2. Media cetak
  3. Media visual diam
  4. Media visual gerak
  5. Media audio semi gerak
  6. Media visual semi gerak
  7. Media audio visual diam
  8. Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
  1. audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
  2. cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
  3. audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
  4. proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
  5. proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
  6. visual gerak : film bisu
  7. audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
  8. obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
  9. manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
  10. komputer : CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
  1. media yang tidak diproyeksikan
  2. media yang diproyeksikan
  3. media audio
  4. media video
  5. media berbasis komputer
  6. multi media kit.
Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.
1. MEDIA VISUAL
1. Media yang tidak diproyeksikan
  • Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
  • Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
  • Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.
  • Jenis-jenis media grafis adalah: 1) gambar / foto: paling umum digunakan 2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan. 3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme. 4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal. 5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.
2. Media proyeksi
  1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu: - Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu - Membuat sendiri secara manual
  2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.
2. MEDIA AUDIO
  1. Radio, Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
  2. Kaset-audio Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.
3. MEDIA AUDIO-VISUAL
  1. Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
  2. Media komputer Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.